Menuju Perubahan Kutawaru Yang Adil Sejahtera, Transparan & Maju
Banner 468 x 60px
Pelopor Pemersatu Karang Taruna Adhitya Karya & Karang Taruna Wiratama Jaya Kelurahan Kutawaru " TINGGALKAN YANG DULU, KERJAKAN YANG BARU , PEMUDA BERKARYA KUTAWARU MAJU "
HUMAS CILACAP. Tujuh fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD
Kabupaten Cilacap setuju Rancangan Peraturan daerah Angggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah tahun 2019 segera dibahas.
Hal tersebut disampaikan pada Rapat Paripurna DPRD Cilacap, dengan
agenda pandangan umum fraksi tentang Raperda APBD 2019, di ruang rapat
lantai II, Senin (05/11)
Rapat paripurna yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten
Cilacap, Adi Saroso ini, dihadiri oleh Wakil Bupati Cilacap, Sekda
Cilacap, Forkopimda, Kepala SKPD dan jajarannya, serta 28 anggota dewan.
Meski setuju untuk dibahas dalam komisi-komisi, tetapi terdapat
sejumlah catatan dan pertanyaan yang diberikan anggota dewan pada
pandangan umum fraksi. Catatan tersebut diantaranya, dalam penyusunan
program di tahun anggaran 2019, harus disusun selaras dengan RPJMD tahun
2017-2022. Sehingga program dapat berjalan sesuai visi misi pembangunan
jangka menengah, dengan terciptanya Cilacap yang semakin sejahtera
secara merata.
Dalam Raperda APBD 2019 direncanakan dengan pendapatan sebesar Rp
2,609 triliun, dengan belanja dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp
2,806 triliun. Dengan demikian Anggaran akan mengalami defisit sebesar
Rp 196 miliar yang direncanakan akan ditutup dari perkiraan sisa lebih
perhitungan anggaran (SILPA) tahun anggaran 2018.
Fraksi Partai Gerindra melalui juru bicaranya Suheri, meminta kepada
Pemkab untuk memperhitungkan secara cermat dan rasional dalam rencana
menutupi anggaran defisit ini. Dengan mempertimbangkan perkiraan
realisasi anggaran 2018, untuk menghindari kemungkinan adanya
pengeluaran yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya Silpa ini.
Selain itu juga terkait dengan Guru Tidak tetap dan Pegawai Tidak
Tetap (GTT PTT) yang beberapa kali melakukan aksi di Cilacap harus lebih
diperhatikan. Jangan sampai mereka melakukan aksi mogok mengajar, yang
bisa menyebabkan penyelenggaraan pendidikan lumpuh.
Fraksi Gerinda juga meminta agar Pemkab mencabut kebijakan linier dan
tidak linier, karena kebijakan ini kami rasa tidak adil dan menyakiti
hati GTT PTT, serta mengalokasikan anggaran cukup tinggi untuk
meningkatkan kesejahteraan GTT PTT.
Dalam pemandangan umumnya, Fraksi PDI Perjuangan melalui juru bicara
Guntur Sucipto meminta pemerintah untuk lebih memperhatikan
kesejahteraan GTT PTT di Cilacap, “Fraksi PDI Perjuangan mengusulkan
agar alokasi anggaran untuk GTT PTT sebesar Rp 72 miliar dapat
direaliasikan pada tahun 2019 yang akan datang.
Fraksi PDI Perjuangan juga mendorong agar pemerintah menargetkan PAD
sebesar RP 1 triliun. Meskipun kata dia target ini tidak mudah
direalisasi, tetapi hal ini bisa menjadi mimpi besar dalam rangka
menyejahterakan masyarakat. Pasalnya, masih banyak potensi yang bisa
digali diantaranya potensi wisata.
Fraksi Partai Golongan Karya melalui juru bicaranya Helmi Bustomi
juga meminta agar Pemkab terus mengoptimalkan potensi pendapatan, mulai
dari pajak, retribusi, usaha jasa, pertanian, kehuanan, kelautan,
pariwisata, dan pendayagunaan BUMD.
“Kerja, kerja, kerja. Indikator kinerja OPD penghasil PAD harus
dikuatkan, dengan tidak menjalankan rutinitas di zona nyaman Selama ini
kami cermati OPD masih normatif dalam melakukan optimalisasi dalam
pencapaian target PAD,” ujar juru bicara Fraksi Golkar, Helmy Busthomi.
Begitu pula dengan pandangan fraksi lainnya dari Fraksi Persatuan
Pembangunan dengan juru bicara Khoirul Anam, Fraksi Partai Amanat
Nasional, dengan juru bicara Ririn Fajriyah, Fraksi Partai Kebangkitan
Bangsa dengan juru bicara A Muslikhin serta Fraksi Demokrat dengan juru
bicara Suharyono, seluruhnya menyetujui agar Raperda APBD 2019 ini, bisa
dibahas oleh komisi-komisi. (hromly)