Tulisan saya mengenai desa kutawaru yang berjudul “kutawaru model konservasi lingkungan” telah saya posting tanggal 17 desember 2009. Kali ini saya ingin membagi pengetahuan saya tentang kutawaru dalam gambar. Semoga menjadi inspirasi bagi kita semuanya.
untuk mencapai desa kutawaru cukup mudah. Anda tinggal mencari spbu dikawasan industri di cilacap utara. disebelah timur spbu tersebut dan diapit oleh industri pertamina sendiri, ada jalan ke utara menuju ke dermaga. Nah, dengan uang 1.500 perak anda dapat naik perahu motor yang akan mengantar anda ke kutawaru.
Dermaga ini sangat-sangat sederhana, dibangun dengan swadaya masyarakat setempat. Jadi anda jangan membayangkan dermaganya seperti pelabuhan-pelabuhan yang mendapat fasilitas dari pemerintah. Perahu yang digunakanpun hanya perahu nelayan yang diberi atap dan “ditempeli” motor. Tapi anda jangan khawatir, karena perahunya cukup kuat dan lebar untuk memuat 15 an penumpang dan beberapa sepeda motor. Dan yang penting, anda tidak hendak menyeberangi lautan!! Hanya menyusuri sungai aja kok, dan nggak lama lagi.
Perjalanan menuju kutawaru menyusuri bengawan (sungai) donan. Tampak ditepian bengawan ini sisa-sisa hutan bakau yang rusak baik karena karena pembangunan pabrik-pabrik dan industri, maupun karena dijarah orang yang tidak bertanggung jawab untuk digunakan atau dijual sebagai kayu bakar. Kerusakan hutan bakau ini perlu perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat maupun dari industri/pabrik pengguna tanah.
Foto disamping adalah foto perahu motor dari kutawaru menuju kota cilacap yang sarat penumpang dan barang serta sepeda motor. Tampak cukup kokoh bukan? Kegiatan berlalu lintas lewat air ini tentunya menambah penghasilan masyarakat sekitar yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Dan jangan lupa, masyarakat kutawaru sendiri lebih senang menggunakan jasa penyeberangan ini kalau hendak ke kota cilacap dibandingkan menggunakan jalan darat, karena jika menggunakan jalan darat mereka harus memutar lewat kecamatan kawunganten terlebih dulu sehingga memerlukan waktu jauh lebih lama, apalagi saat ini kondisi jalannya sedang rusak berat. Sekali lagi, diharapkan peran pemerintah daerah untuk memperbaiki jalan jalan yang rusak parah, agar roda perekonomian kutawaru dapat menggelinding lebih cepat.
Inilah sebagian kecil dari instalasi pertamina yang “memadati” pinggiran bengawan donan sepanjang ratusan meter, yang pastinya menggusur hektaran hutan bakau dipinggiran sungai. Apa boleh buat, untuk kepentingan yang lebih besar terkadang memang harus mengorbankan kepentingan lainnya yang dinilai lebih “kecil”. Apalagi dengan kehadiran industri pertamina ini konon perekonomian warga kutawaru sedikit terdongkrak. Pertamina disini dikabarkan menjadi donatur utama pada setiap kegiatan warga yang membutuhkan dana, baik secara ekonomis, konservasi lingkungan maupun kegiatan kegiatan lainnya. Semoga kontribusinya sebanding dengan pengeksploitasian lingkungan desa kutawaru dan sekitarnya.
Kapal-kapal milik pertamina yang aduhai besarnya untuk ukuran bengawan donan. Pasti diperlukan usaha ekstra untuk mengeruk dasar sungai mulai dari lokasi ini sampai ke muara yang lumayan jauhnya, agar kapal-kapal pertamina seperti ini dapat masuk dan berlabuh. Biasanya selain kapal tangker ini, berlabuh pula kapal tongkang. Tapi saat itu tongkangnya nggak kelihatan. Warga kutawaru, berharaplah agar kapal-kapal tersebut nggak bocor agar tumpahan minyaknya nggak mencemari lingkungan Anda, seperti sering kita dengar, baca atau lihat di televisi. Pencemaran lingkungan karena tumpahan minyak adalah pembunuh nomor satu bagi biota, ikan-ikan dan burung burung laut, dan pemulihannya memakan biaya sangat besar dan waktu yang sangat lama.
Setelah berperahu ria kurang lebih 10 menit, dari kejauhan tampaklah desa kutawaru, sebuah desa yang termasuk wilayah kecamatan cilacap tengah, kabupaten cilacap. Gambar disamping adalah “dermaga” tempat perahu kami berhenti 5 menit lagi. Juga tampak sangat sederhana, dengan pos penjagaan di sudut kiri dan tempat membayar tiket disebelah kanan dermaga. Oh ya, Anda tidak perlu membayar tiket penyeberangan diatas perahu, tapi sesampainya di kutawaru baru Anda menuju ke tempat penjualan tiket, dan membayar disana sambil menyebutkan berapa banyak rombongan Anda atau berapa motor yang Anda bawa. Begitu juga dari kutawaru ke cilacap, Anda membeli tiket terlebih dulu baru naik perahu. Praktis kan ?
50 meter berjalan, akan terlihat balai desa kutawaru, yang sayangnya tidak saya muat disini karena gambarnya kurang bagus.
Tiga gambar disamping adalah salah satu dari keberhasilan desa kutawaru dalam bidang konservasi lingkungan, seperti yang saya ceritakan dalam postingan saya akhir tahun lalu. Tanahnya milik perhutani cilacap, dan atas seijin pemiliknya, tanah yang dulunya rusak serta tidak produktif “disulap” menjadi tambak-tambak pembesaran ikan, seperti kerapu, nila, bandeng dan kakap merah. Dari gambar disamping terlihat bahwa tanah/tambak ini tidak hanya dieksploitasi untuk menghasilkan nilai ekonomis bagi penggarap, tetapi kelestarian lingkungannya terus diperbaiki dengan menanam dan memelihara pohon-pohon bakau ditengah-tengah setiap tambak. Model konservasi yang cerdik, karena sudah menjadi rahasia umum bahwa akar-akar pohon bakau menjadi tempat tumbuh dan berkembang biaknya biota-biota laut, makanan alami ikan. Tambak-tambak ini kecuali untuk pemeliharaan dan pembesaran ikan, juga dimaksudkan sebagai sarana rekreasi, yaitu mancing!. Anda lihat pucuk atap yang terlihat dari kejauhan di gambar 1 dan 2? Nah, itulah dangau dangau untuk para mancing mania berteduh, jadi nggak usah khawatir kepanasan. Lalu siapa pengelolanya? Ya anak-anak muda kutawaru yang kreatif dan sadar, bahwa pelestarian hutan bakau adalah hal yang mutlak harus dilakukan jika mereka tidak ingin anak cucu mereka kehilangan mata pencariannya kelak.